Buat: Cut Rizka Naisha
Dibawah pandanus tectorius itu
kita tertawa manis memanja
Engkau pun malu malu
tika mataku, tatap dua bola matamu
Seperti biasa. Angin pantai berhembus
menghembuskan irama syahdu
dan melekatlah di dadaku ribuan senyuman manis, dari bibirmu kasihku
Sepanjang waktu hingga senja berlalu
dua bola matamu, tetap saja malu malu
mungkin padaku atau pandanus tectorius itu
Bertanyalah aku pada ombak ombak kecil :
Kapan, aku berlayar... Melayari samudera syahdumu...!
Aroelika Munar
Kruengmane - Bireuen, 13 Juli 2011.