sedang
bulan bintang mengudara
kenapa
aku harus menghormati Jakarta
sedang
aceh tak berdaya
kenapa
aku harus menghafal butir-butir pancasila
sedang
nusantara tak menghafalnya
kenapa
aku harus mencintai UUD empat lima
sedang
Indonesia bertengkar sesama
Untuk
apa aku mengangkat kepala, menghormati bendera
jika keadilan tak bersuara.
Untuk
apa…
dan untuk apa
aku bangga pada Indonesia.
Aceh, 9
Oktober 2013
By Aroelika
Munar
Note:
Ini sebuah catatan dari
beberapa catatan pribadi lainnya yang saya jadikan sebentuk puisi. Dan mungkin
puisi ini tidak selaras dengan berbagai pemikiran dan perasaan semua pembaca.
Namun ini sangat berarti bagi saya sendiri, dan pembaca sangat mudah menilainya
dan menentukan baik atau buruknya puisi ini. Bagi saya tentunya, ini ialah isi
hati yang memaparkan gejolak cinta di dalam dada untuk sebuah negeri yang saya
tumpangi sekarang ini.
Dalam inti-nyata bahwa
negeri kami, dan juga mungkin negeri anda di seluruh nusantara bahkan di
berbagai sudut dunia pasti memiliki bermacam gejolak rasa yang berbeda di
dalamnya. Lebih enak jika disebutkan: semua daerah memiliki masalah-masalah
internal tersendiri.
Maka wujud dan harapan
bagi semua yang membaca puisi ini, dapat meneropong; semacam apa perasaan
seorang anak negeri melampiaskan emosi atau kemarahannya pada negaranya
sendiri. Dan ini juga tak luput dari sebuah rasa dan perasaan yang mendendam
pada siapa saja yang merasa terhina oleh bait-baitnya.
Akhir kata; Maaf
Indonesia, terimalah puisiku ini, walau menjadikanmu pahit untuk menelannya.
Inilah kekuatanku untuk membangkitkan kekuatanmu.