CINTAKU DI PELABUHAN SENJA
kepada C. R. Naisha
Seperti yang kukatakan padamu
kala itu,
aku tak seperti permata atau berlian
aku ini onak duri yang rapuh
berbisa pada kulitmu,
pada jantungmu,
pada serak rindumu di bawah sinaran purnama.
aku tak seperti permata atau berlian
aku ini onak duri yang rapuh
berbisa pada kulitmu,
pada jantungmu,
pada serak rindumu di bawah sinaran purnama.
Jika aku sedang legam bertandang
di matamu
aku ini seolah jatuh jauh ke dalam
aku sendiri tak bisa mengukurnya
hanya Tuhanku-lah yang bisa mengukur pekat legam itu
dan tak sesiapa di batas peraduan senja yang tahu tentang jejak-jejak setapak
dari alas kakiku berpijak. Hanya Tuhanku, bukan kamu.
aku ini seolah jatuh jauh ke dalam
aku sendiri tak bisa mengukurnya
hanya Tuhanku-lah yang bisa mengukur pekat legam itu
dan tak sesiapa di batas peraduan senja yang tahu tentang jejak-jejak setapak
dari alas kakiku berpijak. Hanya Tuhanku, bukan kamu.
Tapi,
aku tahu jika kau selalu disampingku
mendampingiku walau di kala duka
maupun suka...
dan aku tahu bagaimana caramu menyemangati langkah-langkahku
arah jalan perjalananku,
maupun perahuku yang kian hari
kian bertolak dari pelabuhan senja-hatimu itu
aku tahu jika kau selalu disampingku
mendampingiku walau di kala duka
maupun suka...
dan aku tahu bagaimana caramu menyemangati langkah-langkahku
arah jalan perjalananku,
maupun perahuku yang kian hari
kian bertolak dari pelabuhan senja-hatimu itu
Hanya itu yang kutahu darimu,
juga dariku...
untukmu, kasihku!
juga dariku...
untukmu, kasihku!
Banda Sakti, 24 Agustus 2017
By Aroelika Munar
By Aroelika Munar