Blang tambue
Ini hari sangat panas
Membakar kulitmu
Ilalang
Kemiki
Labu payau
Tak suka bertamasya
Hari yang menyedihkan
Blang Tambue
Ini malam sangat dingin
Para jangkrik
Tikus-tikus
Kunang-kunang
Takut untuk berdansa
Malam yang menakutkan
Sewaktu kanak-kanak
Ku tak punya hormat padamu
Aku saja tak mengenalmu
Blang tambue
Tapi kali ini
Ku tersanjung padamu
Ternyata kau tercipta untukku
Mula-mula ku merangkak, lalu ku berdiri
Dan aku mengerti
Kau tanah kelahiranku
Blang tambue
Siapa itu
Siapa yang terkubur disana
Mereka pendekar delapan penjuru angin katanya
Tak ku kenal mereka
Tak ku kenal wajahnya
Tak ku kenal namanya
Yang ku tahu mereka syahid membelamu
Kata orang
Kata nenek
Kata ayah
Mereka mati di cincang serdadu
Mereka mati di tembak musuh
Mereka mati membela agama mu.
Wahai blang tambue
Ceritakan padaku
Siapa mereka
Siapa namanya
Angin berlalu kencang
Ribuan padi menari-nari
Dan datanglah khabaran angin
Berbisik pelan
Mereka bernama Syuhada Delapan
Oleh: Aroelika Munar
Bireuen, 17 Juni 2010
Ini hari sangat panas
Membakar kulitmu
Ilalang
Kemiki
Labu payau
Tak suka bertamasya
Hari yang menyedihkan
Blang Tambue
Ini malam sangat dingin
Para jangkrik
Tikus-tikus
Kunang-kunang
Takut untuk berdansa
Malam yang menakutkan
Sewaktu kanak-kanak
Ku tak punya hormat padamu
Aku saja tak mengenalmu
Blang tambue
Tapi kali ini
Ku tersanjung padamu
Ternyata kau tercipta untukku
Mula-mula ku merangkak, lalu ku berdiri
Dan aku mengerti
Kau tanah kelahiranku
Blang tambue
Siapa itu
Siapa yang terkubur disana
Mereka pendekar delapan penjuru angin katanya
Tak ku kenal mereka
Tak ku kenal wajahnya
Tak ku kenal namanya
Yang ku tahu mereka syahid membelamu
Kata orang
Kata nenek
Kata ayah
Mereka mati di cincang serdadu
Mereka mati di tembak musuh
Mereka mati membela agama mu.
Wahai blang tambue
Ceritakan padaku
Siapa mereka
Siapa namanya
Angin berlalu kencang
Ribuan padi menari-nari
Dan datanglah khabaran angin
Berbisik pelan
Mereka bernama Syuhada Delapan
Oleh: Aroelika Munar
Bireuen, 17 Juni 2010