-->
Air mata itu
Melukai jubah putihmu
Menyiksa batinku
Menyeringai sampai ke hulu hati
Tertusuk duri
Air mata itu
Menikam jiwamu
Menangis
kerana kau tak ingin menangis
Siapa dirinya
Siapa wujudmu ibunda
Dalam raganya menulis surat
Seolah itu tertuju padaku
Lewat air matamu ibunda
Aku menahan sesak
Sesak dadaku tiada tara
Kan ku baca sepenuh jiwa
Makna tulisanmu
Dan air mata itu karanganmu
Polos
Diatas dada kosongku
Dulu kau usap air mataku
Kau basuh diriku lembut
Sampai-sampai tengah malam kau menjaga
Tangisanku mengganggu tidurmu
Dulu kau usap air mataku
Saat aku menangis kerna ayah marah
Kau ajak aku melihat kupu-kupu
Di halaman rumah
Sambil kau menyanyikan ku lagu
Dulu kau usap air mataku
Saat ku jatuh berlarian
Kau gendong diriku
Membersihkan luka
Siapa dirimu itu ibunda
Kenapa saat kau menangis
Dadaku semakin sesak kernamu
Menganga sampai kerelung jiwa
Ibunda
Takdirmu adalah takdirku
Tangismu adalah tangisku
Senyummu adalah senyumku
Melukai jubah putihmu
Menyiksa batinku
Menyeringai sampai ke hulu hati
Tertusuk duri
Air mata itu
Menikam jiwamu
Menangis
kerana kau tak ingin menangis
Siapa dirinya
Siapa wujudmu ibunda
Dalam raganya menulis surat
Seolah itu tertuju padaku
Lewat air matamu ibunda
Aku menahan sesak
Sesak dadaku tiada tara
Kan ku baca sepenuh jiwa
Makna tulisanmu
Dan air mata itu karanganmu
Polos
Diatas dada kosongku
Dulu kau usap air mataku
Kau basuh diriku lembut
Sampai-sampai tengah malam kau menjaga
Tangisanku mengganggu tidurmu
Dulu kau usap air mataku
Saat aku menangis kerna ayah marah
Kau ajak aku melihat kupu-kupu
Di halaman rumah
Sambil kau menyanyikan ku lagu
Dulu kau usap air mataku
Saat ku jatuh berlarian
Kau gendong diriku
Membersihkan luka
Siapa dirimu itu ibunda
Kenapa saat kau menangis
Dadaku semakin sesak kernamu
Menganga sampai kerelung jiwa
Ibunda
Takdirmu adalah takdirku
Tangismu adalah tangisku
Senyummu adalah senyumku
Oleh Aroelika Munar
Mtg Glp Dua, 5 Juni 2010