-->

The Weep Of Forest In Poetry And Music (Rintihan Hutan Dalam Syair dan Musik)


Aku melihat alam di malam ini
yang bergetar membentuk cahaya. Hadir dari gelapnya resah!
yang berbicara pada malam di bawah purnama
dan bercerita keluh kesahnya dari keterancaman

Aku melihat kebanyakan mata terpampang ke sebuah pentas kecil
nak mencoba meminjam ide tuk memecahkan ribuan makna
dari gerakan tari seorang perempuan jepang Natsuko Tezuka
yang menceritakan seuntai mawar ungkapan batini lewat tariannya tentang tsunami
gerak tubuhnya, bersatu menyatukan kekuatan demi ungkapan tarian
Hmm... sungguh dalam kalimat batin perempuan jepang itu

Alam, merintih lewat cahaya suram nan berang
Oh... penjaga bumi... tolong aku!

Aku juga melihat malam bersenandung syair
oleh letupan letupan magma aksara seorang seniman berambut keriting
Apa Kaoy julukannya
serta merta ia bersyair dalam kecintaannya pada alam
mempesona!
dan aku termangu – mangu, mencicipi hikayatnya

Seuramoe Reggae Band
bernyanyi menyambung lidah hutani
lima personil, menciptakan malam penuh warna
banyak lirik, banyak pula syair yang tersirat dalam musika Seuramoe Reggae
dan tepukan tanganpun menggelegak memberi makna, jempol untukmu alam!
di malam yang dingin ini rintihan hutan dalam syair dan musik pun
akhirnya menjadi cahaya indah dipantul purnama

Aroelika Munar
Banda Aceh, 17 Juli 2011. 00:30 Wib.
*Tulisan ini saya tulis setelah satu jam usai acara The Weep Of Forest In Poetry And Music, di Jambo Kupi Apa Kaoy – Banda Aceh.
LihatTutupKomentar